EARTH EXPEDITIONS 2023: Krisis Iklim, Disabilitas & Panjat Tebing
Oleh: Farhan Helmy (Presiden DILANS Indonesia)
Apa respons utama dari perusahaan-perusahaan di Indonesia ketika diajak berdiskusi tentang kontribusi mereka terhadap para penyandang disabilitas? Sama dengan pemahaman umum tentang tanggung jawab sosial perusahaan (corporate social responsibility atau CSR): donasi. Pemahaman yang terbatas ini bukan saja sangat menggelisahkan, namun juga patut disayangkan lantaran perusahaan menjadi tidak benar-benar bisa mewujudkan tanggung jawabnya pada level yang seharusnya.
Menyampaikan amanah dari kawan-kawan Indonesia Big Wall Expedition (IBEX), dan Pergerakan Disabilitas dan Lanjut Usia (DILANS) Indonesia kepada Yenny Wahid, Ketua Federasi Panjat Tebing Indonesia (FPTI) tentang rencana 1st Earth Expedition ke Taman Nasional Yosemite, Amerika. Ekspedisi kolaborasi kedua organisasi ini dalam mengkampanyekan isu krisis iklim, disabilitas dan inklusi sosial kepada masyarakat dunia. Upaya ini sekaligus untuk mengingatkan ada lebih dari 1 milyar orang penyandang disabilitas di dunia, dan sekitar 23 juta diantaranya berada di Indonesia.
Misi pertama ini direncanakan akan berlangsung selama sebulan (15 Juni – 15 Juli 2023) dengan jumlah delegasi sepuluh orang: 5 orang pemanjat, seorang diantaranya pemanjat difabel Sabar Gorky Part II dan sisanya yang akan mendukung secara logistik, dokumentasi, maupun jejaring organisasi.
Seorang ilmuwan akan dilibatkan untuk melihat langsung apa yang ada di kawasan Yosimite yang legendaris ini. Mudah-mudahan pengalaman dan pengetahuan ini akan bisa dibagi kepada siapapun termasuk kepada warga penyandang disabilitas.
Para pemanjat tebing dan pendaki adalah saksi hidup yang bisa menyaksikan dan merasakan langsung berbagai perubahan bentang alam yang mempunyai dampak pada perubahan iklim. Dahsyatnya dampak ini sudah dan akan terus kita rasakan saat ini dan kedepan seperti bencana hidrometeorologis, terganggunya berbagai produksi komoditas, dan berbagai pengaruhnya pada isu kesehatan. Karenanya saya dengan bangga menyampaikan kaos “NO ONE LEFT BEHIND” pada acara pembukaan IFSC World Climbing Cup (6-7 Mei 2023) kepada 2Yenny sebagai pengingat dan penyemangat.
Ada peran yang bisa dimainkan oleh FPTI dalam mendorong percepatan agenda krisis iklim, disabilitas, dan inklusi sosial.
FPTI juga bisa menjadi bagian dalam mempromosikan kawasan panjat tebing dan dinding yang ramah bagi warga DILANS. Kata sahabat saya di Ibex, paling tidak lebih dari 300 lokasi panjat tebing dan dinding yang bisa menjadi contohnya.
Para ilmuwan kredibel sedunia yang tergabung dalam IPCC. Suhu rerata 1.5 derajat di akhir abad uni adalah yang harus dicapai apabila agar kita bisa beradaptasi pada berbagai disrupsi karena perubahan iklim. Komitmen berbagai negara dunia yang sudah menyepakati untuk mengatasinya masih jauh dari harapan Paris Agreement menuju ke sasaran ini. Agregat global, masih berada pada kisaran rerata 2.7 derajat Celcius. Masih defisit!
Pengurangan emisi setengah emisi global di tahun 2030, dan tercapainya “net zero” di tahun 2050 masih memerlukan tantangan. Waktu tidak bersama kita, seluruh warga dunia harus bersama-sama secara serius menghadapinya dan berkomimen pada tantangan peradaban saat ini dan kedepan. Berbagai cara dan pilihan agarbkita selamat menghadapinya sudah ditunjukkan oleh para ilmuwan ini. Hanya keinginan kuat untuk merubah dan beradaptasi ke pembangunan yang rendah emisilah yang harus dijalankan. Tidak ada pilihan lain. Planet bumi hanya satu, tak ada yang lain dan layak bisa dihuni.
Saya juga mendapatkan kesempatan untuk berdialog relatif lama dengan Ibu Sinta Nuriyah Wahid. Semangatnya luar bias, masih jernih pandangannya.
Beliau seorang difabel berkursi roda sejak lama. Atensi dan perasaan yang sama yang dirasakan warga #DILANS.
Tentunya suatu saat yang tidak terlampau lama, bisa ikut serta menjadi bagian luas pergerakan DILANS Indonesia dalam perlindungan dan pemenuhan haknya. Senang mendengar antusiasmenya.