Latar Belakang dan Konteks

Dalam rangka peringatan Hari Penyandang Disabilitas International yang jatuh pada tanggal 3 Desember 2022, kami dari Perkumpulan Pergerakan Disabilitas dan Lanjut Usia (DILANS) Indonesia akan menyelenggarakan INCLUSIFEST 2022 yang akan diselenggarakan pada periode 1-13 Desember 2022.

Di dunia jumlah penyandang disabilitas dengan berbagai jenisnya diperkirakan lebih dari 1 Miliyar orang, jumlah yang sama penduduk yang berusia diatas 60 tahun (lansia). Di Indonesia diantaranya lebih dari 60 juta orang dengan 23 juta orang penyandang disabilitas dan lebih dari 30 jutaan warga lansia.

Jumlah yang besar ini memerlukan percepatan dalam mengatasinya yang mungkin dapat dilakukan melalui intervensi kebijakan, inovasi teknologi untuk mempermudah keseharian (assistive technology), peningkatan kapasitas untuk bisa mandiri dan berdaya, maupun berbagai terobosan untuk mendorong kesetaraan dalam kehidupan ekonomi, sosial, budaya lainnya. Upaya untuk mengatasinya dapat dikatakan berhasil apabila pikiran inklusif dan prakteknya melembaga pada kehidupan keseharian semua warga dan menjadi suatu kesepakatan kolektif dalam tata kelola pemerintahan yang baik.

Berbagai kesenjangan yang terjadi bagi kepentingan warga DILANS harus terus diperjuangkan dan diperbaiki dari waktu ke waktu, sehingga kehidupan yang inklusif bagi penyandang disabilitas dan lansia bukan sekedar narasi karikatif, tetapi betul-betul diterapkan dalam kehidupan keseharian. Karenanya kami memohon dukungan berbagai pihak untuk penyelenggaraan kegiatan festival ini.

Atas Perhatian dan dukungannya diucapkan terimakasih.

Bandung, 25 Oktober 2022

M. Farhan Helmy

Presiden Pergerakan Disabilitas dan Lanjut Usia (DILANS) Indonesia


Tujuan Kegiatan

Melakukan sosialisasi dan advokasi isu disabilitas dan lansia (DILANS) dan isu terkait lainnya ke berbagai pemangku kepentingan baik nasional maupun international

Menciptakan “Market Place” untuk mempertemukan gagasan, pembelajaran dan berbagai aspirasi untuk melakukan kolaborasi multipihak dalam upaya percepatan implementasi

Mendorong komitmen mitra untuk memobilisasi sumber daya pendanaan baik melalui kemitraan berbasis program atau kemitraan melalui inisiasi fund rising DILANS Indonesia

Pledge for DILANS Actions

adalah komitmen sumberdaya yang dinyatakan secara terbuka untuk mendukung kegiatan baik yang didasarkan pada program dari mitra (program driven) maupun dukungan terhadap fund raising yang diinisiasi oleh DILANS Indonesia

Stakeholder Dialogue

Merupakan rangkaian kegiatan dialog multipihak yang dikelompokkan kedalam empat topik yang diidentifikasi yang relevan dan berkaitan langsung dengan kepentingan penyandang disabilitas dan lansia: krisis iklim, disabilitas, inklusi sosial; kebijakan sosial, kesehatan dan SDGs, penelitian pengembangan dan inovasi; dan investasi sosial dan keterlibatan aktor non-negara

DILANS Moving Forward

merupakan dialog yang dirangkum selama kegiatan InclusiFest2022 yang akan dikomunikasikan pada pemangku kepentingan sebagai bagian dari komitmen yang akan dilaksanakan pada tahun selanjutnya

Agenda Kegiatan

3 Desember 2022

1. Pledge for DILANS Actions

Sahabat DILANS

Berikut ini adalah nama-nama yang telah bersedia menjadi satu diantara Sahabat DILANS-Indonesia, satu diantara 500 orang yang akan menjadi contoh warga yang secara individu mendukung kegiatan untuk mendorong kesetaraan penyandang disabilitas dan lansia dalam kehidupan ekonomi dan sosial.

001 Taru J. Wisnu, 002 Irza Ratnasari, 003 Ari Mochamad, 004 Agus Prunomo, 005 Ombun Nasution, 006 Suzanty Sitorus,  007 Jalal, 008  Rinda Karlinasari, 009 Mas Achmad Santosa,  010 Andy Simarmata, 011  Dollaris Suhadi, 012 Andrinof Chaniago,  013 Ahmad Perwira Mulia, 014  Laode M Syarif, 015 Monica Rusli,  016 Agus Sari, 017  Rahendra Vidyasantika, 018 Fajroel Rahman,  019 Edi Rohendi, 020  Nasrullah Otoluwa, 021 Ferry Ardiansyah,  022 Sagap, 023  Taruna Adji, 024 Alim Bastian,  025 Anang Sri Kuswardono, 026  Ika Riyanti, 027 Nadira Saraswati

Pada hari disabilitas internasional tanggal 3 Desember 2022, Presiden DILANS-Indonesia bersama ketua KOMNAS HAM menyerahkan PIN secara simoblik sebagai apresiasi. 

2. Penyerahan Secara Simbolik kepada Tiga Aktifis Penyandang Disabilitas dan Lansia

DILANS-Indonesia mendapatkan amanah seorang donatur yang mendonasikan tiga kursi roda elektrik, segabai awal inisiatif program fund raising pengadaan 100 kursi roda elektrik untuk 10 kota di Aceh, Pulau Jawa, Kalimantan Tengah, Sulawesi Tengah dan Bali. 

Badan pengurus telah memutuskan untuk menyerahkan kepada 3 penyandang disabilitas dan lansia yang diharapkan menjadi penggerak dan menjadi bagian dari kampanye 10/100. Berikut adalah 3 nama yang mendapatkan kursi roda elektrik:

Fikri Septiandri Faisal

Usia 17 th

Cerebral Palsy (CP) Spastik Hemiplegia (tubuh bagian Kanan)

Herin Nisa

Usia 44 th

Disabilitas daksa, berkegiatan membuat kerajinan,berjualan dan mengikuti olah raga tenis meja

Eneng Sadiah

Usia 65 th

Disabilitas sejak usia 1 tahun lebih karena virus polio, menikmati keseharian dalam aktivitas keagaamaan dan sosial.

3. Penandatanganan Komunike Disabilitas (Bandung Message for Global Citizen)

Bandung Message for Global Citizen

Hari ini, kami yang berkumpul disini memperingati Hari Disabilitas Internasional untuk mengingat bahwa penyandang disabilitas dengan segala jenisnya adalah bagian yang tak terpisahkan dari kita. Warga yang jumlahnya 1 Milyar didunia, 23 juta orang di Indonesia diantaranya haruslah mendapatkan kesetaraan dalam kehidupan sosial, ekonomi, politik dan budaya.

Warga disabilitas adalah warga yang rentan terhadap perubahan apapun. Keterbatasan mobilitas fisik yang menurun dari waktu ke waktu akan diperparah dengan adanya berbagai bencana, termasuk krisis iklim.

Karenanya kehidupan yang inklusif haruslah menjadi cita-cita yang terus diperjuangkan, dan dipraktekkan dalam keseharian.

NO ONE LEFT BEHIND (tak seorangpun tertinggal), haruslah disertai dengan NOTHING ABOUT US WITHOUT US (menyertakan warga disabilitas, untuk kepentingan warga disabilitas). Inilah dua prinsip esensial yang harus jadi landasannya.

Konvensi PBB tentang Human Rights dan yang diturunkan kedalam sasaran pembangunan (SDGs), serta turunan regulasi untuk meratifikasinya secara nasional melalui UU 39/1999 tentang HAM dan UU 8/2016 tentang Penyandang Disabilitas adalah fondasi moral yang harus dijaga konsistensinya.

Berbagai kesenjangan yang terjadi bagi kepentingan warga disabilitas harus terus diperbaiki oleh siapapun.

Aktor Negara dan aktor non-negara haruslah hadir bersama memperjuangkannya, sehingga masyarakat yang inklusif bukan sekedar narasi karikatif, tetapi betul-betul menyatu dalam jiwa dari seluruh warga dunia.

Bandung, 3 Desember 2022

Dialog Komunitas

Krisis Iklim, Disabilitas & Inklusi Sosial

Konteks

Perubahan iklim dan dampaknya merupakan salah satu tantangan peradaban yang harus dihadapi oleh seluruh umat manusia akibat akumulasi praktek pembangunan yang tidak mengindahkan prinsip-prinsip pembangunan berkelanjutan. Karenanya setiap pemangku kepentingan baik pemerintah maupun non-pemerintah harus secara bersama-sama melakukan ikhtiar kolaboratif untuk memobilisasi sumberdaya dan potensinya masing-masing. Ikhtiar untuk memperbaiki keadaan dari waktu ke waktu dengan memanfaatkan sains, teknologi, dan pengetahuan baik di ruang-ruang tertutup maupun lapangan.

Dinamika sosial politik dan ekonomi global saat ini telah mempengaruhi komitmen global Persetujuan Paris 2015 (Paris Agreement, PA) yang telah menetapkan dua target penting dalam mengatasi isu perubahan iklim: (1) Pada tahun 2030 diharapkan secara global setengah emisi global berkurang dalam kerangka rerata suhu diakhir abad ini berkisar diantara 1.5-2.0 derajat Celcius (2) Terjadi Net Zerro Emission pada tahun 2050 dimana terjadi keseimbangan kembali dimana setiap aktivitas di bumi tidak mengganggu keseimbangan dan menimbulkan dampak pada perubahan iklim.

Komitmen berbagai negara saat ini masih jauh dari harapan dari PA. Diperkirakan secara agregat emisi global masih berada pada rerata suhu global sekitar 2.7 derajat Celcius di akhir abad ini. Hal ini diperparah lagi dengan situasi perang antara Rusia dan Ukraina yang telah mempengaruhi rantai pasok global, khususnya energi. Harapan untuk melakukan transisi pada pembangunan rendah emisi karbon reorientasi pembangunan kelihatannya tidak akan berjalan mulus.

Kondisi ini tentunya sangat berdampak pada kelompok rentan seperti warga penyandang disabilitas dan lansia. Di dunia warga disabilitas diperkirakan sekitar 1 Milyar orang, diantaranya 23 juta orang berada di Indonesia. Demikian juga dengan lansia yang jumlahnya tidak jauh berbeda secara global, di Indonesia sekitar 30 jutaan.

Warga rentan ini resiliensi terhadap berbagai perubahan tidaklah sama dengan warga lainnya. Karenanya berbagai upaya terobosan perlu dilakakukan terutama terhadap berbagai upaya adaptasinya.

Narasumber

Atnike Nova Sigiro

Ketua KOMNAS HAM

Keynote Speaker

Rahmat Witoelar

Advisory Board

Panelis

Heddy Rahadian

Dirjen Bina Marga Kementrian PUPR

Panelis

Arif R. Haryono

GM Aliansi Strategis dan Advokasi Dompet Dhuafa

Panelis

Doddy Sukadri

Direktur Eksekutif Yayasan Mitra Hijau

Panelis

Farhan Helmy

Presiden Pergerakan Disabilitas dan Lanjut Usia (DILANS) Indonesia

Moderator

Inclusive Poster Session

Dalam peringatan Hari Disabilitas Internasional akan ditampilkan 10 poster pilihan yang merupakan kumpulan visualisasi fakta otentik kegiatan gagasan, jejaring dan berbagai kegiatan yang akan diselenggarakan oleh DILANS-Indonesia dalam mendorong percepatan kesetaraan penyandang disabilitas dan lansia dalam kehidupan ekonomi, sosial, politik dan budaya.

10 poster adalah sebagai berikut :

Informasi lebih lanjut hubungi: